Headlines News :
Home » » PP Panai Hulu Buat Wacana Bedah Gubuk Derita Janda Beranak 4

PP Panai Hulu Buat Wacana Bedah Gubuk Derita Janda Beranak 4

Written By awasionline on Selasa, 23 September 2014 | 21.15

Kondisi Rumah Leni (40) warga jalan dusun benteng Desa Sei Sentosa, janda beranak empat yang di tinggal suaminya Eko Sahputra (42) sekitar 7 tahun lalu mendapat perhatian penuh dari beberapa kalangan.
Terbukti pada kesempatan kemarin, Ketua PAC Pemuda Pancasila Bung Juah Tarigan yang baru saja terpilih untuk priode 2014- 2017, beberapa waktu yang lalu saat berkunjung ke gubuk leni memaparkan dan sangat prihatin melihat kondisi dari ibu beranak empat tersebut, ternyata masih ada di lingkungan kita yang tinggal di sebuah gubuk reot dan kumuh yang tidak layak di huni oleh manusia, tentunya akan berdampak buruk bagi kesehatan seseorang. Saat ini saja anaknya Tio yang duduk di kelas empat SD di sekujur tubuhnya tumbuh subur sejenis penyakit kulit, ini tentunya akibat kurang kumuhnya lingkungan di sekitar rumahnya.
Menurutnya, setelah mendapatkan informasi dari masyarakat dan berbagai pemberitaan oleh media mengenai kondisi rumah ibu leni yang tinggal bersama empat anaknya dengan kondisi ekonomi juga yang sangat minim untuk itu kami dari pengurus Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila Panai Hulu tergerak untuk membantu dan akan melakukan rehab rumahnya agar tidak lagi tinggal di gubuk yang selalu khwatir di saat hujan dan angin kencang datang kalau-kalau rumahnya akan roboh,’’ujar juah kepada SUMBER.
Sementara, rasa syukur terlihat dari keluarga ibu leni dan keempat anaknya, ’’Terima kasih nak Juah sudah mau memperhatikan keluarga kami. Mudah-mudahan berkah dan amalnya diterima Allah SWT,” ujar leni.
Dia menceritakan, rumahnya adalah peninggalan almarhum orang tua. Namun satu tahun ini, ia bersama keluarganya waswas karena rumahnya hampir roboh akibat hujan deras dan angin kencang.
’’Saat ini, kondisi rumah saya semakin mengkhawatirkan. Atapnya sudah pada bolong, dinding dan penyangahnya sudah lapuk dan kalau air pasang naik rumah kami juga di genangi air. Bahkan sudah dua kali ular masuk ke dalam rumah,” ungkapnya.
Dia menuturkan, setiap  malam, ia bersama keluarganya tidak dapat tidur nyenyak, sebab sewaktu-waktu rumahnya bisa roboh. ’’Apalagi kalau angin kencang dan hujan deras di malam hari, kami pasti cemas,” tuturnya.
Dia mengaku tidak mempunyai biaya untuk merenovasi rumahnya. Sebab, penghasilan kotornya paling tinggi Rp 10 ribu per hari. ’’Suami saya tidak ada lagi,hanya saya yang bekerja jadi buruh cuci pakaian orang, sementara anak saya yang tiga sudah sekolah,” ujarnya dengan wajah sedih.()
Teks photo: Beberapa pengurus PAC Pemuda Pancasila Panai Hulu saat berkunjung kerumah Leni.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !