Sejumlah Rp2,1 miliar, badget dari PT Bank Sumut akan disalurkan untuk
Kota Medan. Badget ini melalui program corporate social responsibility
(CSR), nantinya difokuskan kepada bidang kebersihan Kota Medan yakni
pengadaan becak sampah serta containe sampah yang dirasakan fasiltas ini
sangat dibutuhkan untuk mendukung kebersihan Kota Medan.
Hal ini
terungkap saat Walikota Medan, HT Dzulmi Eldin didampingi Asisten
Ekbang Kamarul Fatah, Kepala Dinas Pendapatan Muhammad Husni, dengan
sejumlah pimpinan PT Bank Sumut yang dipimpin oleh Direktur Pemasaran
Bank Sumut Ester Junita Ginting, di Balai Kota Medan, hari ini.
Ester
menjelaskan, pihak PT Bank Sumut dalam hal ini menginformasikan kepada
Walikota Medan bahwa saat ini alokasi CSR PT Bank Sumut untuk pemerintah
Kota Medan sebesar Rp2,1 M, dan dana ini nantinya untuk pembangunan
Kota Medan di dalam rangka mensejahterkan masyarakat Kota Meda.
“Kita
datang untuk meminta arahan Bapak Walikota Medan, kira-kira kegiatan
dan aktifitas apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat Kota Medan, dan
kemudian nantinya mejadi program CSR PT Bank Sumut bersama dengan
pemerintah Kota Medan, “ ujar Ester.
Selain itu juga Ester menjelaskan pihaknya meminta dukungan Walikota
Medan untuk melaunching produk unggulan E-Money yang digelar pada minggu
depan bulan September 2014, E-Money merupakan pengganti uang tunai,
program ini adalah untuk mengurangi uang beredar, diharapkan masyarakat
nantinya dapat menggunakan E-Money untuk aktifitasnya, tahap awal
E-Money digunakan untuk pembelian tiket Kereta Api Medan-Kualanamu
pulang pergi.
Walikota Medan, HT Dzulmi Eldin dalam kesempatan
itu mendukung terobosan dari PT Bank Sumut, dengan adanya perkembanag
tehnologi ini tentunya produk E-Maney dapat mengurangi peredaran uang
dan petugas loket tidak perlu lagi megang uang, dan masyarakatpun tidak
perlu lagi membawa-bawa uang tunai. Selain itu itu juga tentang adanya
alokasi CSR PT Bank Sumut untuk Kota Medan, Walikota Medan berharap
dalam hal ini perlu segera dipercepat pelaksanaannya.
Dia juga
menjelaskan Tempat Pembuangan Sampah (TPA) yang ada pengelolaannya masih
bersifat konvensional yakni masih menggunakan sistem open-dumping ini
juga menjadi permasalahan. Sementra diakuinya sejumlah investor yang
menawarkan kerja samanya dalam hal penanggulangan sampah untuk
dijadikan sumber energi listri, namun sampai saat ini belum berjalan.
Selain itu kontainer sampah yang ada saat ini banyak yang sudah karatan
dan rusak juga tidak punya penutup.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !